Iman Kepada Takdir

Pertanyaan Terkait Iman Kepada Takdir

Apa Makna Takdir?

Takdir adalah rukun Iman. Allah berfirman: “… dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. AL-Furqan : 2) Takdir adalah ilmu Allah tentang kadar segala sesuatu sebelum sesuatu itu ada, penulisan, kehendak dan penciptaannya.

Bagaimana Allah Mengetahui Apa Yang Akan Terjadi Sebelum Hal Itu Terjadi?

Hal ini bisa dijelaskan dengan contoh sederhana sebagai berikut : Pembuat mainan yang bermain dengan mainan buatannya mengetahui apa yang bisa dibuat oleh mainan tersebut sebelum mainan itu melakukannya. Itu karena dia yang membuatnya dan menentukan kegunaan setiap komponen kecil maupun besar yang ada pada mainan tersebut. Orang itu mengetahui kemampuan mainan buatannya dengan sempurna dan menyeluruh. Ia juga mengetahui area yang sesuai untuk mainan tersebutbergerak. Allah, Dia-lah yang menciptakan manusia yang mampu melakukan hal itu. Allah lebih kuasa dan mampu, lebih mengetahui dan lebih sempurna cipta-Nya. Allah mengetahui dan menguasai segala sesuatu yang Dia ciptakan sebelum Dia menciptakannya, saat Dia menciptakannya dan setelah Dia menciptakannya. Allah pula yang mencipatakan insan, zaman, dan tempat. Allah mengetahui apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi.

Apakah Kita Harus Mengikuti Takdir? Apakah Manusia Tidak Memiliki Kebebasan Memilih Apa Yang Ia Lakukan?

Manusia harus mengikuti takdir dalam beberapa hal, namun memiliki kebebasan memilih dalam beberapa hal yang lain. Kita tidak memiliki pilihan dalam hal kelahiran dan kematian serta umur. Kita ‘dipaksa’ oleh takdir dalam penentuan orang tua dan kerabat kita. Namun kita diberikan kebebasan memilih untuk mengerjakan salat atau tidak, beriman atau kufur. Walau demikian, keinginan kita berada dalam keinginan Allah. Maknanya bahwa Allah jika menginginkan untuk menahan kita dari memilih maka Allah bisa melakukannya. Jika Allah berkehendak untuk menahan kita meninggalakan sesuatu maka Dia bisa melakukannya. Namun, Allah menetapkan bahwa manusia bisa memilih kemudian akan dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang dipilihnya. Inilah makna firman Allah : “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Takwir : 29).

Kita juga bisa menjelaskan masalah ini dengan metode praktis seperti contoh berikut:
Seorang guru mengambil sebuah gelas kaca dan bertanya kepada anak, “Apakah kamu bisa membuang gelas ini ke lantai untuk dipecahkan?”
Anak menjawab, “Tentu, saya bisa.”
Guru segera bertanya, “Lalu, apa yang menghalangimu?”
Anak menjawab, “Itu perbuatan keliru, tidak pantas dilakukan.”
Guru menjawab, “Allah mengetahui bahwa kamu tidak akan memecahkan gelas ini karena kamu anak yang baik. Allah juga mengetahui bahwa anak yang nakal akan memecahkan gelas ini. Apakah ada yang menecegahmu melemparkan gelas ini ke lantai? Apakah ada yang memaksa seorang anak nakal memecahkan gelas ini? Demikianlah hidayah dan kesesatan.”
Demikian pula, hendaknya dikatakan kepada anak bahwa manusia tidak mengetahui apa yang telah ditulis oleh Allah dan dia juga tidak dituntut untuk mengetahuinya. Namun ia dituntut untuk meyakini bahwa ilmu Allah mencakup segalanya secara sempurna dan menyeluruh. Ia juga bertanggung jawab atas keingingan dan kadar ketaatan pada perintah dan menjauhi larangan. Ini semua dalam ranah kemampuan dan keinginannya.

Mengapa Allah Memberi Hidayah Pada Sebagian Orang Dan Tidak Memberi Yang Lain?

Allah memberikan hidayah kepada semua manusia. Allah berfirman: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. AlBalad : 10)
Hidayah yang dimaksud ialah Allah menerangkan petunjuk yang menjelaskan bagi manusia jalan yang lurus agar kebenaran menjadi jelas dan kebatilan juga menjadi jelas. Allah memberikan kepada manusia kebebasan memilih. Ada yang memilih jalan yang benar dan ada yang memilih jalan yang tidak benar.

Jika Allah Telah Menuliskan Sejak Dahulu Siapa Dari Kita Yang Salah Dan Tersesat, Mengapa Allah Menghukum Kita?

Pengetahuan tentang hal itu adalah ilmu ilahi, manusia tidak mengetahuinya. Manusia hanya bisa mengira-ngira bahkan menerka dan berkhayal. Oleh sebab itu,manusia akan dihisab dengan apa yang ia kerjakan pada kehidupan dunia. Seorang hamba tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui perkara yang gaib yang telah ditulis oleh Allah sampai ia sendiri yang mengerjakannya dan menyudahinya. Takdir telah tertulis sebagai hujah bagi apa yang telah terjadi bukan untuk sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Bisa kita katakan kepada anak, “Allah telah menuliskan bagimu perkara-perkara duniawi. Mengapa kamu mengerjakan hal yang bermanfaat dan meninggalkan hal yang berbahaya?”
Bisa pula kita sebutkan contoh untuknya sebagai berikut, “Jika ada seseorang yang ingin safar ke suatu negeri dan untuk menuju ke negeri tersebut ada dua jalan. Jalan yang pertama aman sedangkan jalan yang kedua tidak aman. Jalan manakah yang akan dia pilih? Demikian pula jalan menuju negeri akhirat. Seseorang memilih jalan aman yang mengantarkan ia menuju surga dengan mengerajakan semua perintah dan menjauhi semua larangan.” Jika saja takdir dijadikan sebagai alasan bagi semua orang, maka kita tidak bisa menangkap para penjahat karena mereka akan beralasan bahwa perbuatan mereka sudah ditakdirkan. Oleh sebab itu, wajib atas manusia untuk ridha dan menyerahkan takdirnya kepada Allah subhanahu wa taala.
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (QS. Al-Anbiya : 23).
Makhluk adalah ciptaan Allah sedang perintah adalah perintah Allah.

Mengapa Allah Menciptakan Kita? Apa Asal Penciptaan? Mengapa Allah Menciptakan Hewan?

Allah berfirman : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Ad-Dzariyat : 56)
Allah telah menciptakan kita dengan tujuan yang bermanfaat bagi kita. Tujuan itu ialah ibadah kepada Allah. Allah jadikan hasilnya di akhirat sesuai dengna amal. Surga diperuntukkan bagi orang yang berbuat baik, sedang neraka diperuntukkan bagi orang yang berbuat buruk. Alam semesta ini semuanya adalah makhluk Allah, diciptakan dengan ilmu dan ketelitian. Allah menciptakan langit dan bumi serta mnyebarkan planet-planet. Allah menciptakan bintang-bintang sebagai tanda dan hiasan langit. Allah ciptakan matahari untuk memberikan kita kehangatan dan panas, juga untuk menumbuhkan tanaman dan membasmi bakteri. Allah menciptakan hewan agar dijinakkan bagi manusia guna dimakan atau dijadikan tunggangan. Allah berfirman :“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. An-Nahl : 8)
Allah menyiapkan bumi sebagai tempat tinggal dan menciptakan semua hal sebelum menciptakan manusia. Hal ini guna memuliakan insan secara khusus. Ditambah lagi bahwa semua makhluk itu bertasbih kepada Allah dan memuji-Nya. Sejatinya semua makhluk yang diciptakan-Nya adalah hamba yng beribadah kepada-Nya. Allah berfirman :“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra : 44)

Apakah Allah Akan Menghisab Orang-Orang Yang Tidak Didatangi Oleh Rasul?

Mereka akan ditanyai dan dihisab karena Allah telah memberikan kepada mereka akal. Allah akan menguji mereka pada hari kiamat dan akan memerintah mereka. Jika mereka tunduk dan patuh maka mereka akan masuk surga, jika mereka tidak patuh maka mereka akan masuk neraka.

Mengapa Ada Keburukan?

Dunia ini adalah tempat bala dan ujian. Dunia seperti penggalan pertama dari kisah yang memiliki dua bagian. Akhirat adalah tempat pembalasan dan perhitungan, pengadilan bagi hak-hak orang yang dizalimi. Akhirat ibarat bagian kedua dari kisah tersebut. Oleh sebab itu, adanya keburukan yang tidak langsung dibalas di dunia adalah bentuk ujian. Bukan berarti urusannya selesai sampai di situ, namun kelak akan ada hari dimana semua dibangkitkan untuk menerima balasan-balasan amal mereka. Allah berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah : 7-8)..
Termasuk di antara ujian adanya keburukan pada tangan-tangan setan dan orang-orang sesat dari kalangan bani Adam. 

Mengapa Sebagian Orang Dilahirkan Berkebutuhan Khusus?

Allah menguji mereka dengan kekurangan dan penyakit agar mereka bersabar dan menambah kebaikan. Dengan demikian Allah juga mengingatkan kita dengan nikmat yang diberikannya kepada kita ketika menciptakan kebanyakan kita sehat wal afiyat. Dengannya kita bersyukur kepada Allah. Allah juga mengingatkan kepada kita bahwa kita begitu lemah di hadapan kekuasaan Allah. Olehnya tidak pantas manusia tertipu dan merasa kuat, bahkan hendaknya kita bersikap rendah hati dan saling tolong-menolong. Setelah hari perhitungan kelak, orang yang mengerjakan amal kebaikan akan hidup abadi, sehat dan bugar di surga yang penuh kenikmatan. Insyaallah.

Mengapa Ada Yang Kaya Dan Ada Yang Miskin? Mengapa Sebagian Orang Jahat Hidup Mewah Sedangkan Sebagian Orang Baik Hidup Sulit?

Semua Rezeki di kehidupan dunia ini adalah dari Allah. Allah menguji hamba-hamban-Nya. Terkadang Allah memberi orang baik rezeki agar Dia mengujinya, apakah ia akan memberi orang lain? Terkadang Allah tidak memberinya rezeki untuk mengujinya apakah ia mampu bersabar untuk tidak mencuri atau merasa iri hati. Selama orang baik hidup bersabar di dunia yang sementara ini, maka pahala yang akan ia terima semakin besar pada hari perhitungan kelak. Adapun orang yang banyak rezeki namun tidak memberi orang lain bahkan berbuat buruk kepada mereka, maka Allah mengadzabnya pada hari kiamat. Itu karena ia tidak menghargai nikmat Allah.

Allah menciptakan manusia dengan tingkatan yang berbeda-beda. Ada yang kaya dan ada yang miskin agar orang kaya merasa iba kepada orang miskin, yang kuat membantu yang lemah dan seterusnya. Hikmah Allah berkonsekuensi adanya perbedaan derajat manusia dalam segala hal. Bahasa dan warna kulit manusia berbeda-beda. Manusia juga memiliki watak dan tabiat yang beraneka ragam. Ada yang rajin dan ada yang malas. Ada yang berpengaruh dan ada yang egois. Ada yang dermawan dan ada yang kikir. Mereka berbeda dari sisi harta dan materi. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Semuanya berada dalam ujian. Orang kaya diuji dan orang miskin pun diuji. Orang kaya diuji, apakah akan berinfak? Apakan akan berzakat? Apakah akan menderma? Apakah akan bersedekah?
Orang miskin diiuji, apakah ia akan sabar? Apakah ia akan tabah? Apakah ia akan berusaha? Apakah ia akan korupsi? Apakah ia akan mencuri? Semua adalah ujian namun ada jaminan bagi keduanya, yaitu rezeki adalah tanggungan Allah. Kaya dan miskin tidak menjadi penghalang untuk masuk ke dalam surga atu neraka. Semua orang dibebani syariat sesuai apa yang ia miliki. Jika semua orang berada dalam satu tingkat kekayaan maka tidak ada orang yang melayani orang lain. Manusia tidak akan saling membutuhkan. Allah berfirman : “Agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.” (QS. AL-Zukhruf : 32).
Agar mereka dapat mengambil manfaat sebagian yang lain, dengan itu roda kehidupan berputar. Jika semua manusia dalam satu tingkatan maka kehidupan akan berhenti.

Mengapa Kita Sakit? Mengapa Terjadi Musibah Pada Diri Kita?

Allah menguji setiap insan. Apakah ia akan bersabar atau akan kesal jika diberi penyakit? Allah membalas orang yang bersabar dengan balasan yang besar. Orang beriman akan senang dengan balasan itu pada hari kiamat. Penyakit dan musibah adalah bagian dari takdir yang telah Allah tetapkan guna mengangkat derajat dan membersihkan hati dan akhlak dari penyakit ghurur, ujub, dan sombong. Dengan adanya musibah seorang mukmin mendekat kepada Allah degan doa dan kesbaran. Maka bertambahlah keimanan dan amal kebaikannya serta cintanya kepada Allah. Juga agar seorang insan mengetahui betapa bernilainya nikmat kesehatan.
Kita bisa juga membuat permisalan dengan sebuah mobil. Kita tanyakan kepada anak, “Mengapa mobil dibuat? Untuk dijalankan bukan? Lalu, Untuk apa pabrik mobil ini menambahkan rem pada mobil? Bukannya ini bertentangan dengan tujuan dibuatnya mobil? Penggunaan rem adalah kebutuhan keselamatan mobil tersebut. Mobil dibuat untuk berjalan dan melaju. Rem menjadikan mobil berhenti pada saat yang tepat agar tidak membahayakan pengendaranya. Demikianlah, Allah menciptakan kita untuk menjadikan kita bahagia dengan ibadah dan kenikmatan-Nya untuk kita. Allah juga menciptakan musibah agar mengingatkan manusia yang lalai dari tugas besar dan utama yang menjadi tujuan penciptaan itu sendiri. Dengan adanya musibah, manusia berhenti lalai dan kembali ingat kepada Allah lalu meminta ampunan-Nya serta bersabar dan mengharapkan pahala.

Apakah Allah Yang Menciptakan Hewan-Hewan Dan Serangga Pengganggu?

Allah menciptakan segala sesuatu. Dia-lah Rabb segala sesuatunya. Allah menciptakan hewan dan serangga pengganggu dengan takdir-Nya dan hikmah-Nya karea Allah maha mengetahui dan maha bijaksana. Kita hanya mengetahui sedikit dari pengetahuan tentang hewan dan serangga tersebut. Itu karena ilmu kita sangat sempit jika dibandingkan dengan ilmu dan hikmah Allah. Allah berfirman :“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra : 85)

Kita tidak tahu semua hikmah dibalik penciptaan semua hewan-hewan tersebut. Di antara hikmah dari penciptaannya adalah Allah menampakkan kesempurnaan ciptaan-Nya pada makhluk dan tatanan-Nya bagi makhluknya. Walupun jumlahnya begitu banyak, namun Allah menjamin semua rezeki makhluk-makhluk tersebut. Allah juga menguji para hamba dengan hewan-hewan tersebut dan memberi pahala bagi orang yang diganggunya. Juga untuk memperlihatkan keberanian orang yang membunuh hewan-hewan berbahaya tersebut. Allah tampakkan betapa lemahnya manusia ketika kesakitan disebabkan karena hewan atau serangga tersebut. Padahal hewan-hewan ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan manusia. Berdasarkan sudut pandang kedokteran dan eksperimen, ditemukan bahwa obat-obatan yang ampuh diambil dari bisa ular dan sejenisnya. Ular juga biasa memakan tikus hama yang merusak hasil perkebunan. Kebanykan hewan-hewan berbahaya ini juga menjadi makanan bagi hewan-hewan yang lain yang banyak manfaatnya. Ini terjadi guna menjaga keseimbangan rantai ekosistem yang ada pada lingkungan kita yang telah disempurnakan oleh Allah.

Mengapa Saya Harus Salat Lima Kali Dalam Sehari Semalam?

Ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada kita adalah sebuah kesempatan untuk mensucikan diri bagi seorang mukmin dan meninggikan ruhnya. Betapa sedikit yang kita usahakan dibandingkan dengan phala dan kebaikan yang ada dibaliknya. Salat terdiri dari bacaan, zikir dan doa. Salat menggabungkan bagian-bagian penghambaan dalam bentuk yang paling sempurna. Oleh karenanya ibadah salat itu afdal dibandingkan sekedar membaca Alquran, zikir atau doa saja. Apalagi semua itu tergabung di dalam salat bersama dengan ibadah gerakan anggota tubuh.

Orang-orang yang beriman merasa bahagia saat mengerjakan salat karena mereka bersama dengan Allah di dalam salat tersebut. Mereka meminta semua hal yang mereka angankan lalu Allah menjawabnya. Kita mengerjakan salat karena Allah memerintahkan itu kepada kita. Kita senang mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Kita menyembah Allah karena Dia menciptakan dan memberi rezeki kepada kita. Olehnya Allah yang paling berhak untuk disembah karena semua yang Dia berikan kepada kita. Kita tidak mampu menghitungnya. Allah berfirman :“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl : 18)

Ibadah ini ibarat ungkapan cinta dan syukur kita kepada Allah serta sebagai bentuk pengakuan akan kebutuhan kita kepada-Nya. Agar Dia menjaga kesehatan dan keselamatan kita, serta memberi taufik untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhkan kita dari keburukan. Allah tidak butuh ibadah kita karena Dia maha kaya dan tidak membutuhkan kita dan amalan yang kita kerjakan. Allah tidak mendapat manfaat sedikit pun dari amalan kita. Ibadah adalah perintah yang ditujukan kepada kita, sedang Dia menginginkan kita menyembahnya dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Inilah makna dari dua kalimat syahadat. Kita menyembah Allah dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah. Ibadah ini adalah jalan bagi kita untuk mendulang pahala besar yang akan menjadi sebab masuk ke dalam surga. Allah telah menetapkan dengan hikmah-Nya bahwa seeorang tidak akan mendapatkan pahala kecuali dengan amalnya. Oleh sebab itu, surga adalah barang dagangan Allah yang begitu mahal. Butuh harga yang tinggi dan bernilai untuk mendapatkannya. Harganya adalah ketaatan.

Mengapa Saya Harus Salat Lima Kali Dalam Sehari Semalam?

Ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada kita adalah sebuah kesempatan untuk mensucikan diri bagi seorang mukmin dan meninggikan ruhnya. Betapa sedikit yang kita usahakan dibandingkan dengan phala dan kebaikan yang ada dibaliknya. Salat terdiri dari bacaan, zikir dan doa. Salat menggabungkan bagian-bagian penghambaan dalam bentuk yang paling sempurna. Oleh karenanya ibadah salat itu afdal dibandingkan sekedar membaca Alquran, zikir atau doa saja. Apalagi semua itu tergabung di dalam salat bersama dengan ibadah gerakan anggota tubuh.

Orang-orang yang beriman merasa bahagia saat mengerjakan salat karena mereka bersama dengan Allah di dalam salat tersebut. Mereka meminta semua hal yang mereka angankan lalu Allah menjawabnya. Kita mengerjakan salat karena Allah memerintahkan itu kepada kita. Kita senang mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Kita menyembah Allah karena Dia menciptakan dan memberi rezeki kepada kita. Olehnya Allah yang paling berhak untuk disembah karena semua yang Dia berikan kepada kita. Kita tidak mampu menghitungnya. Allah berfirman :“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl : 18)

Ibadah ini ibarat ungkapan cinta dan syukur kita kepada Allah serta sebagai bentuk pengakuan akan kebutuhan kita kepada-Nya. Agar Dia menjaga kesehatan dan keselamatan kita, serta memberi taufik untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhkan kita dari keburukan. Allah tidak butuh ibadah kita karena Dia maha kaya dan tidak membutuhkan kita dan amalan yang kita kerjakan. Allah tidak mendapat manfaat sedikit pun dari amalan kita. Ibadah adalah perintah yang ditujukan kepada kita, sedang Dia menginginkan kita menyembahnya dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Inilah makna dari dua kalimat syahadat. Kita menyembah Allah dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah. Ibadah ini adalah jalan bagi kita untuk mendulang pahala besar yang akan menjadi sebab masuk ke dalam surga. Allah telah menetapkan dengan hikmah-Nya bahwa seeorang tidak akan mendapatkan pahala kecuali dengan amalnya. Oleh sebab itu, surga adalah barang dagangan Allah yang begitu mahal. Butuh harga yang tinggi dan bernilai untuk mendapatkannya. Harganya adalah ketaatan.

Aku Berdoa Dalam Salat Supaya Cepat Besar, Namun Tidak Dikabulkan?

Ada adab-adab dalam berdoa yang harus diperhatikan. Di antara adabadab tersebut adalah orang yang berdoa hendaknya menghormati kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah dalam pergerakan alam semesta ini. Kita memohon kepada Allah, sedangkan Allah melakukan yang terbaik yang Allah pilih bagi kita. Mungkin saja kamu meminta izin pada ayahmu untuk bermain sepeda di jalan raya. Ayahmu pasti tidak mengizinkannya karena dia menyayangimu dan memandang bahwa lebih baik tidak membolehkan apa yang kamu inginkan.

Di antara pemuliaan Allah kepada kita, doa yang kita panjatkan itu direspon menjadi tiga keadaan.

  • Allah menjawabnya dan merealisasikannya.
  • Doa itu menjadi penyebab diangkatnya musibah yang akan terjadi pad diri kita.
  • Allah menyimpannya untuk kita pada hari kiamat agar dijadikan sesuatu yang lebih baik di surga.

Mengapa Aku Secantik Temanku?

Itu karena Allah menciptakan segala sesuatu dengan bentuk yang unik. Semua ciptaan Allah itu baik. Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. AtTiin : 4) Setiap orang itu memiliki keunikan sesuai dengan cara penciptaan-Nya yang unik. Orang yang diciptakan sangat cantik atau tampan wajib lebih banyak bersyukur. Orang yang yang tidak seperti itu maka wajib baginya ridha dan menerima keadaannya. Siapa yang bersyukur dan yang bersabar maka akan mendapatkan derajat dan pahala yang berlimpah ruah.

Kalau Allah Cinta Kepada Kita, Mengapa Terjadi Hal Buruk Pada Kita?

Allah menguji kita untuk membedakan antara orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jelek. Allah mungkin menguji seseorang agar ia kembali dan mengadu kepada Allah. Dengannya ia menjadi senantiasa dekat dengan Allah. Allah menguji orang-orang yang dicintai-Nya agar membersihkan dan mengangkat derajat mereka. Juga agar mereka menjadi suri tauladan bagi yang lain. Hingga orang lain juga bisa bersabar dan mencontoh mereka. Nabi pernah bersabda bahwa orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi kemudian orang yang seperti mereka kemudian orang yang seprti mereka. Seseorang diuji berdasarkan kadar agamanya. Jika kuat maka ujian pun akan semakin kuat. Itulah sebabnya Allah menguji para Nabi dengan ujian yang besar. Di antara mereka ada yang dibunuh, diganggu, sakit parah begitu lama sperti Ayyub ‘alaihissalam. Nabi Muhammad diganggu di kota Mekkah dan Madinah. Walau demikian beliau bersabar. Intinya, ujian dan kesulitan menimpa orang yang beriman dan bertakwa sesuai tingkat keimanan dan ketakwaannya.
Hendaknya ditanamkan dalam benak anak bahwa Allah melakukan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia inginkan. Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya karena Dia yang maha bijaksana.

Back to top button